Rabu, 21 Januari 2009

BLESSING IN THE CASE

Blessing In The Case... Blessing In The Case...
aku tidak tahu mengapa aku bisa suka sekali dengan kalimat ini. kalimat ini terlontar dari seorang pendeta yang bernama Sigit Purbandoro. seorang pendeta yang low profile dan suka melawak karena itulah yang menjadi ciri khas beliau dalam penyampain kotbahnya. Tapi bukan beliau yang ingin saya komentari hehe.. tetapi kalimat Blessing In The Case ini membuat saya banyak berpikir dan merenungkan apa yang pernah terjadi dalam hidup saya dan kalimat itu rasanya pas sekali kalau dihubungkan dengan tekanan dalam pekerjaan saya saat itu. Mungkin anda tidak pernah merasakan apa yang saya rasakan saat itu karena memang anda tidak dalam kondisi saya saat itu. Masalahnya cuma satu bagaimana cara kita mengatasi situasi kondisi yang sulit itu dan bagaimana cara kita memandang setiap permasalahan yang terjadibergantung pada individu. Hanya ada dua jawaban dalam hidup ini TAKE IT or LEAVE IT, MENGHAMPIRI-NYA atau MENINGGALKAN-NYA. Kita tahu bahwa hidup ini adalah sebuah pilihan dan setiap pilihan kita selalu mengandung resiko karena inilah yang selalu mama ajarkan pada saya.
Dan saat masalah itu mampir dalam hidup saya... langkah pertama yang saya lakukan bersujud dan berdiam diri untuk minta pertolongan Tuhan karena inilah pilihan yang saya ambil untuk menjalani masa ke masa bersama Tuhan. dan saya tahu benar resiko yang akan saya hadapi sebab iblis tidak akan tinggal diam, dia akan terus mencobaiku sampai aku terjatuh tapi satu pengharapanku bahwa tangan Tuhan akan menangkapku saat aku hampir tergeletak dan aku percaya justru di dalam kelemahanku kuasa Allah menjadi sempurna. Menulis kalimat ini tidaklah mudah bagiku karena aku ini adalah hamba yang lemah, hamba yang mudah rapuh tapi Tuhan jauh lebih mengenal diriku melebihi dari aku kenal dengan diriku sendiri. oleh sebab itu, sedikit demi sedikit Tuhan membentukku dan aku bisa merasakan itu dalam perjalanan hidup yang kulewati.
Apabila aku mengingat peristiwa itu aku tidak tahu apakah aku harus tertawa bahagia atau menangis tersedu-sedu tetapi aku belajar mengucap syukur dalam segala hal karena inilah yang Tuhan ajarkan. Awal cerita, pada waktu itu oleh pimpinan, saya disuruh mengurus perijinan perusahaan kami. Salah satu syarat administratif dalam perijinan tersebut harus mendapatkan tanda tangan tetangga sekitar dan inilah letak masalahnya karena untuk mendapatkan tanda tangan mereka ini tidak mudah karena saya sempat diberitahu oleh beberapa rekan kerja saya bahwa pernah terjadi masalah antara warga setempat dengan perusahaan kami. Akan tetapi kuasa Tuhan terus menyertai saya, Dia memberikan seorang penolong bagi saya untuk bisa mendapatkan tanda tangan tersebut. Dan untuk mendapatkan tanda tangan tersebut tidaklah mudah banyak pengorbanan baik fisik maupun psikis saya. Pernah suatu saat saya hampir menyerah dan menyalahkan Tuhan karena ini tidak adil bagi saya. Coba bayangkan orang seperti saya yang belum punya pengalaman sama sekali langsung Tuhan tempatkan saya dalam posisi seperti itu. Puji Tuhan, mama saya selalu beri dukungan dalam nasehat dan doa dan yang pastinya karena ada Roh Kudus yang dianugerahkan Tuhan bagi saya. Akhirnya setelah susah payah saya mendapatkan tanda tangan itu. Lalu saya harus acc ke ketua RW setempat untuk minta tanda tangan ternyata apa yang dilakukan pak RW tersebut diluar dugaan saya dia memberikan tanda silang yang besar pada kertas tanda tangan warga sekitar yang sudah susah payah saya cari. tentu saja ini membuat saya marah, kecewa, sedih pokoknya campur aduk karena sudah pasti dari pihak pemkot tidak akan mau menerima berkas yang dicoret-coret. Alasan pak RW mencoret berkas tersebut karena menurut beliau ada beberapa warga yang seharusnya tidak usah dimintai tanda tangan. yang membuat saya sakit hati lagi, kata permintaan maaf sama sekali tidak dia lontarkan dia hanya menyuruh ulang saya untuk minta tanda tangan lagi ke warga. waow.. anda mungkin bisa membayangkan posisi saya saat itu, orang baru yang belum pengalaman harus berhadapan dengan orang yang mempunyai luka batin dengan perusahaan saya, ditambah lagi perilaku bapak RW yang tidak beralasan. Sampai suatu ketika saya sudah tidak tahan lagi sampai saya menangis waktu general meeting dan itu benar-benar peristiwa yang sangat memalukan bagi saya. Tapi sekali lagi saya bersyukur mempunyai pimpinan yang mengerti kondisi saya saat itu, dia justru berdoa bagi saya. Singkat cerita, saya masih harus berjuang lagi untuk mendapatkan kelengkapan data yang diajukan dalam perijinan tersebut sampai satu kasus ini dapat saya tangani dengan pertolongan dari Tuhan.
Pertama kali saat saya diberhadapkan dengan situasi seperti ini saya benar-benar tidak berdaya, sampai saya memvonis diri saya sendiri bahwa saya gagal dan tidak bisa melakukan apa-apa. Dan saat saya dalam kondisi seakan tiada jalan saya dapat bernyanyi "Hanya dekat KasihMu Bapa jiwaku pun tenang; Engkau menerimaku dengan sepenuhnya. Walau dunia melihat rupa; namun Kau memandangku sampai kedalaman hatiku. Tuhan inilah yang kutahu; Kau mengenal hatiku jauh melebihi semua yang terdekat sekalipun. Tuhan inilah yang kumau; Kau menjaga hatiku supaya kehidupan memancar senantiasa." Inilah pujian yang selalu saya alunkan ketika saya dalam kondisi yang berat dan sampai masa itu terlewati . Thanks to God karena Tuhan memberi saya pelajaran kehidupan bahwa dalam segala masalah dan tantangan yang saya hadapi Tuhan sedang mempersiapkan saya supaya semakin kuat dan dewasa di dalam Tuhan dan selalu mengandalkan kekuatanNya. sehingga ketika ada badai yang lebih besar lagi saya sudah siap dengan pertolongan Roh Kudus karena saya mempunyai keyakinan bahwa Allahku jauh lebih besar dari masalahku.
BLESSING IN THE CASE.........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar